8 Penyebab Judi Online Sulit Diberantas dan Dampaknya untuk Masyarakat

Maraknya judi online di Indonesia tidak lepas dari penyebab judi online sulit diberantas, ketahui apa saja penyebabnya di pembahasan ini.

Judol alias judi online sebenarnya telah menjadi permasalahan yang begitu serius di dalam negeri. Indonesia termasuk negara yang tidak melegalkan judi dalam bentuk apapun nyatanya memiliki jutaan pemain aktif judol. Tentu ini merupakan fakta miris, kalau judi online tidak diberantas dengan segera maka bukan hal yang tidak mungkin jumlah pemain judi terus mengalami peningkatan, bukan?

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas permainan tersebut, namun ada saja kendala dan bahkan beberapa pihak mengaku kesulitan dalam melakukan pemberantasan judol. Jumlah pemain judi yang terus meningkat tentu bukan tanpa alasan, judi dianggap sebagai cara instan agar orang-orang dapat kekayaan atau sekedar memperbaiki kondisi ekonomi mereka.

Padahal judi merupakan lingkaran setan yang malah menjerumuskan mereka ke dalam kondisi sulitnya ekonomi. Banyak orang yang menganggap judi bisa mengubah takdir mereka, padahal kenyataannya malah sebaliknya.

Diketahui beberapa artis dan influencer sempat mempromosikan judi online, namun judi sendiri telah jadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Sayangnya orang-orang yang memainkan judi malah banyak dari mereka mengalami kecanduan. Kalau sudah kecanduan, sudah pasti akan butuh waktu lama untuk memulihkan kondisi mereka.

Mayoritas pemain judi di Indonesia merupakan kalangan menengah ke bawah, bahkan jumlah anak-anak usia 10 tahun mencapai ribuan orang yang memainkan judi online.

Apa Penyebab Judi Online Sulit Diberantas?

Jika dikulik lebih dalam, judi online bukan memberikan keuntungan namun kerugian yang begitu besar bagi para pemain. Sayangnya para pemain seakan tutup mata dengan hal tersebut, mereka hanya berpikir bahwa judi online memberikan keuntungan besar dan bahkan kekayaan instan.

Diketahui judi bukan hanya menguras keuangan si pemain, namun juga mempengaruhi kesehatan mental, kesehatan fisik, dan tentunya hubungan sosial akan terganggu. Bukan hanya individu terkait yang mengalami kerugian, namun orang-orang di sekitarnya juga demikian.

Tentu kita sering mendengar banyaknya kasus pencurian dan pembunuhan yang dilakukan oleh pemain judi online terhadap orang-orang terdekatnya, baik itu ke keluarga, pasangan, teman, maupun tetangga. Situasi pun kian memburuk karena perjudian online yang makin mudah diakses melalui smartphone.

Banyak cara yang telah dilakukan namun judi online tetap sulit untuk diberantas. Lantas, apa saja penyebab judi online sulit diberantas? Berikut ini kami rangkum beberapa penyebabnya, yaitu:

1. Beragamnya Metode Transaksi

Judi online memiliki metode transaksi yang lebih beragam dibandingkan dengan judi offline. Hal ini juga yang menjadikannya lebih diminati oleh orang-orang karena transaksi lebih mudah dan cepat. Sistem transaksi yang makin kompleks tak lepas dari sistem pembayaran yang melibatkan berbagai negara.

Biasanya pemain judi di Indonesia sendiri melakukan transaksi baik itu deposit atau penarikan dana melalui bank lokal, namun uang yang mereka hasilkan bisa saja dikirimkan ke rekening di luar negeri.

Bukan hanya rekening bank, layanan dompet digital dan pengiriman uang internasional yang belum terdaftar juga tidak lepas dari transaksi permainan ilegal ini. Tentu jika dibiarkan hal tersebut bisa mengacaukan pelacakan dari aliran dana, pengawasan juga sulit dilakukan.

Walau lembaga-lembaga terkait sudah melakukan pelaporan terhadap banyaknya rekening yang terlibat, kendala dalam pemblokiran tetap saja ada. Ternyata ada banyak sekali pihak-pihak tak bertanggung jawab membuka rekening dengan identitas palsu.

Meski pihak berwenang sudah melakukan tindakan tegas seperti penutupan dan pemblokiran rekening secara permanen, seringkali pengguna masih bisa membuka rekening baru dengan begitu cepat.

2. Sulitnya Penegakan Hukum

Penegakan hukum yang sulit jadi penyebab judi online sulit diberantas. Penegakan hukum yang berkaitan dengan judi online memang sering menemukan kesulitan besar, meski pemerintah Indonesia sudah melakukan pemblokiran di banyak situs judi, pada kenyataannya memang situs-situs tersebut masih bisa diakses dengan penggunaan Virtual Private Network (VPN).

Para bandar judi diketahui terus menciptakan situs baru dengan domain yang beda dari sebelumnya, ini jadi tanda bahwa upaya pemblokiran seperti sia-sia. Bahkan diblokir satu situs, yang muncul selanjutnya malah puluhan situs baru.

Hukum di Indonesia masih dianggap kurang mampu dalam menghalangi akses ke berbagai platform judi internasional. Hal inilah yang masih jadi tantangan besar dalam pemberantasan judi online.

3. Penggunaan Perkembangan Teknologi

Di satu sisi perkembangan teknologi yang begitu pesat memang memberikan manfaat luar biasa. Di mana orang-orang bisa mengakses informasi lebih mudah. Namun di sisi lain teknologi juga memberikan sisi negatifnya, yaitu jadi penyebab judi online sulit diberantas.

Peranan besar dari perkembangan teknologi informasi membuat pemberantasan judi online kian sulit. Ada banyak sekali bandar judol yang memanfaatkan teknologi dari beragam platform digital serta metode komunikasi lainnya agar lebih luas dalam menjangkau pemain.

Admin situs judi online sering menawarkan permainan melalui pesan pribadi, ini yang membuat pihak berwenang sulit melakukan pemantauan. Dengan hal tersebut pihak bandar judi bisa terus beroperasi dan menjerat calon korban walaupun pemerintah terus melakukan upaya pemblokiran secara agresif.

4. Pengguna Indonesia Mudah Mengakses Situs Judi Online

Aksesibulitas judi online untuk pengguna lokal memang jadi salah satu faktor utama sulitnya memberantas judol. Penggunaan perangkat mobile memungkinkan siapa saja mengakses situs judi dan melakukan taruhan di sana. Bahkan pengguna internet di Indonesia sangat tinggi dalam berkontribusi untuk pertumbuhan pemain judi daring, ini yang menjadikannya bisa diakses oleh berbagai kalangan, termasuk kalangan bawah.

5. Beroperasi di Luar Negeri

Bandar judi online sebagian besar menggunakan server yang berlokasi di luar negeri, terutama negara-negara yang mengizinkan perjudian seperti Filipina dan Kamboja. Izin dalam menjalankan judi di negara-negara tersebut pastinya akan memudahkan para bandar menargetkan market Indonesia tanpa takut sanksi hukum.

Namun di sisi lain hal ini malah menyebabkan masalah yuridiksi untuk pemerintah negara kita dalam melakukan pengawasan tindak perjudian. Tanpa adanya izin untuk tindakan hukum dari negara-negara terkait, tentu judi online akan lebih sulit diberantas.

Bukan hanya itu saja, para bandar judi juga sering berpindah-pindah lokasi dengan begitu cepat sehingga makin sulit untuk pemerintah melakukan pengawasan.

6. Modal Rendah untuk Main Judi Online

Penyebab judi online sulit diberantas yang selanjutnya adalah judi online menetapkan modal rendah. Hal ini memungkinkan siapa saja dari berbagai kalangan mencoba keberuntungan di judi daring. Berbeda dengan judi offline, judol malah menetapkan minimal taruhan yang begitu rendah sehingga masyarakat menengah ke bawah pun banyak yang memainkannya.

Platform judi online melakukan promo semenarik mungkin demi menjerat orang-orang agar mau memainkan judi di platform mereka. Awalnya menawarkan iming-iming keuntungan besar meski modalnya kecil, padahal ada banyak sekali kerugian yang didapatkan jika main judi online.

7. Kesulitan Ekonomi dan Kejenuhan Masyarakat

Tidak bisa dipungkiri bahwa kesulitan ekonomi dan kejenuhan masyarakat Indonesia termasuk faktor utama mengapa banyak yang terjerat ke dalam judi online. Meski situs dan aplikasi judi daring sering diblokir oleh pemerintah, namun apa yang membuat masyarakat masih tertarik untuk mencoba keberuntungan di permainan ini?

Sudah pasti kondisi ekonomi yang sulit dan kejenuhan hidup mereka, apalagi ketika pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia beberapa tahun lalu. Pada tahun 2020-an berdasarkan data BPS ada lebih dari 30 juta warga Indonesia yang termasuk ke golongan masyarakat miskin. Maka dari itulah, mayoritas dari mereka tergiur dengan iming-iming keuntungan besar dan mendapatkan hiburan dari permainan judol.

8. Hanya Memblokir Front End Situs

Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) yang kini menjadi Komdigi mempunyai sistem blacklist untuk membatasi akses ke situs-situs yang terindikasi melanggar UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik), termasuk juga situs judi online.

Namun Komdigi hanya berwenang untuk memblokir akses ke front end yang dikunjungi oleh para pengguna saja. Pemblokiran back end server situs tidak dilakukan, selain itu semakin banyak juga alamat situs yang masuk ke dalam blacklist Komdigi membuat kinerja server dalam pemblokiran jadi melambat.

Dampak Buruk Kecanduan Judi Online

Kecanduan judi online memberikan dampak yang sangat buruk, dan sudah pasti melanggar hukum negara kita. Banyak sekali masyarakat yang mengalami kecanduan judi online, meski harta bendanya telah habis namun ia terus ingin bertaruh di judol. Padahal keuntungan dari bermain judi hanya iming-iming semata, dan akhirnya uang mereka malah terkuras habis.

Jika seseorang sudah mengalami kecanduan judi, pastinya ia akan mengabaikan tanggung jawab, melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang demi main judi, melakukan hal-hal yang melanggar hukum, bahkan bunuh diri. Kesehatan fisik, finansial, dan mental akan terganggu sehingga hubungan dengan orang-orang terdekat jadi rusak.

Judi online sangat mungkin menyebabkan kecanduan yang membuat kondisi ekonomi memburuk, kesehatan mental terganggu, dan merugikan orang-orang terdekat. Jangan sampai hal ini terjadi pada orang-orang yang kita sayangi, apalagi untuk mengatasi kecanduan ini tidak mudah dan butuh waktu berbulan-bulan untuk sembuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *