Artis Top Turki Dijatuhi Hukuman Usai Terlibat Promosi Perjudian Ilegal

Seorang artis terkenal Turki harus berhadapan dengan hukum usai keterlibatannya dengan promosi perjudian ilegal.

Serdar Ortaç yang merupakan penyanyi pop Turki mendapatkan hukuman selama 10 bulan penjara beserta denda ₺400 ($ 10,93) karena mempromosikan perjudian ilegal. Keputusan ini oleh Pengadilan Kriminal Tingkat Pertama ke-25 di Istanbul.

Meski demikian pengadilan setempat memberikan penangguhan atas hukuman tersebut, di mana sebagai gantinya Serdar Ortaç dapat masa percobaan. Ini berarti Serdar Ortaç terhindar dari hukuman penjara kecuali ia kembali mengulangi kesalahannya selama masa percobaan tersebut.

Aturan Lebih Tegas Terhadap Promosi Perjudian Ilegal di Turki

Dari kasus Serdar Ortaç merupakan gambaran dari tindakan tegas terhadap promosi perjudian ilegal di negara tersebut. Pihak berwajib sebenarnya sudah membidik tokoh yang terbukti terlibat dalam promosi judi ilegal, terutama untuk pihak yang jumlah pengikut di media sosialnya banyak.

Penyelidikan sebelumnya membuat Serdar Ortaç dijatuhi sebagai tahanan rumah bersamaan dengan Mehmet Ali Erbil. Di mana keduanya dituduh punya andil terhadap konten promosi perjudian di Malta. Setelah dari tahanan rumah, tim hukum Ortaç mengajukan banding membuat Pengadilan Pidana Tinggi Istanbul akhirnya mencabut pembayaran sebelum berakhirnya hukuman itu.

Pengacaranya berpendapat bahwa Ortaç telah ditipu untuk berpartisipasi dalam acara pembukaan restoran dan hotel, namun ternyata promosi tersebut malah berkaitan dengan perjudian ilegal.

Target Penyelidikan Selanjutnya adalah Influencer Media Sosial

Bersama Ortaç dan Erbil, DJ dan influencer Kerimcan Durmaz yang baru-baru ini dibebaskan dari tahanan usai dapat tuduhan promosi perjudian selama acara klub malam di Malta. Jaksa memberikan tuntutan hukuman penjara di atas lima tahun, alasannya pengaruh online Durmaz bisa meningkatkan risiko terjadinya perjudian ilegal.

Bahkan ada rekaman yang menunjukkan laporan iklan perjudian ketika ia menjadi DJ di sebuah klub populer di St Julian’s yaitu Toy Room Malta. Meski demikian Durmaz membantah tudingan tersebut dan ia mengatakan bahwa pihak klub malah menampilkan iklan taruhan ilegal tanpa ia ketahui sebelumnya.

Di sisi lain pihak berwenang menuduh Durmaz sudah berbalik ke layar selama proses syuting berlangsung, jadi tidak mungkin kalau ia tidak sadar dengan gambar iklan promosi perjudian. Durmaz pun membela diri dan tetap berpegang teguh bahwa ia tidak melakukan hal yang dituduhkan ke padanya.

Operasi CYBERAĞ-13

Turki merupakan negara yang punya undang-undang perjudian sangat ketat, negara ini hanya mengizinkan organisasi yang telah mendapatkan persetujuan dari negara saja untuk beroperasi. Beberapa kasus perjudian baru muncul jadi pertanda diperlukannya pemberantasan untuk menekan promosi judi di media sosial.

Di bulan Desember 2024 lalu Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengatakan ada 27 orang yang telah ditahan karena terbukti jadi bagian dari Operasi CYBERAĞ-13. Penyelidikan memakan waktu selama 4 bulan dan dipimpin oleh kejahatan dunia maya Turki, target selanjutnya adalah influencer yang dicurigai mempromosikan perjudian ilegal.

Bagi Yerlikaya judi ilegal adalah komponen kejahatan yang begitu mengancam masa depan individu dan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *